Senin, 21 Agustus 2017

Nilai Positif Pancasila Untukku

Pagi 17 Agustus lalu, sambil menyuapi Alma makan, saya mantengin terus siaran Upacara Kemerdekaan di Istana Negara dari televisi. Saya selalu senang melihat pasukan Paskibraka berbaris dan mengibarkan bendera dan tim aubade menyanyikan lagu-lagu nasional dan daerah yang pengin ikutan nyanyi juga. Rasanya udah lama banget enggak pernah lagi nyanyi lagu-lagu itu, mungkin terakhir kali pas sekolah dulu kalau ditunjuk jadi tim aubade karena kelas dapat giliran jadi petugas upacara. Kangen juga, ya.



Selain nyanyiin lagu-lagu nasional, hal lainnya yang saya kangenin adalah rame-rame melafalkan Pancasila pas upacara bendera di sekolah. Kebayang lagi zaman sekolah dulu, pernah jadi petugas upacara yang membawakan teks Pancasila untuk pembina upacara. Pernah juga ketakutan dipanggil guru PPKn maju ke depan buat hafalin Pancasila, soalnya enggak hafal sila keempat, karena panjang dibandingkan keempat sila lainnya. Untung akhirnya selalu bisa melewati ujian itu dan enggak kena setrap hehehe. Baiknya, sampai sekarang saya jadi semakin memaknai kelima silanya dalam keseharian. Walau dulu tahunya cuma sebatas teori dan syarat kelulusan ulangan, seenggaknya ada lah efek positifnya jadi kebawa dalam berperilaku sehari-hari saat terjun langsung ke masyarakat dan dunia kerja.

From pixabay


Efek positifnya itu saya sadar betul, saya enggak hidup sendirian. Ada hak orang lain yang juga perlu diperhatikan dan dihormati. Hak untuk didengarkan ide-idenya, hak untuk berteman dan menambah skill dan pengetahuan, hak untuk mendapatkan fasilitas yang sama di kantor atau tempat umum lainnya. Kalau mempunyai kemampuan lebih, saya merasa punya tanggung jawab untuk membaginya kepada rekan yang lain. Di sini saya mencoba mempraktikkan sikap adil kepada sesama dalam pekerjaan. Tapi sekeras apa pun kita berusaha baik dan adil ke semua orang, kadang masih ada aja konflik. Penyelesaiannya? Bicarakan baik-baik dengan cara musyawarah. Saya yakin, enggak ada masalah yang enggak bisa diselesaikan. Kesampingkan ego, pikir dan lakukan dengan kepala dingin.

Kalaupun ada pendapat dan pandangan yang beda soal suatu hal di pekerjaan, menurut saya sebenarnya enggak menjadikan kita saling sikut. Adanya keberagaman ide justru bisa melengkapi elemen-elemen yang kurang, bisa menyatukan. Caranya? Saya menerapkan cinta dan kasih sayang ke orang-orang di sekitar. Saya pernah denger tapi lupa dari siaran radio, nonton film, atau quote dari seorang tokoh kalau, “Even in hate, love is never lost”. Kalau misalnya kita enggak suka sama pekerjaan seseorang, lantas jadi benci, rasa benci itu yang nantinya memecah belah tim. Jangankan bahas soal kerjaan, denger suaranya aja rasanya udah males banget. Karena kebencian cuma akan menggerus kebersamaan. Betul enggak?

Terus, gimana caranya menanamkan kasih sayang itu? Dekatkan diri selalu kepada Tuhan. Dialah sumber segalanya. Saya percaya, di balik salah satu namanya, yaitu Maha Penyayang, Dia telah menitipkan rasa itu ke masing-masing diri kita. Inilah yang masih saya coba terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menjadikan Pancasila sebagai acuan, bukan sekedar teks dan teori di buku PPKn. Kalau udah dipraktikkan, lalu jadi kebiasaan, apa pun yang akan kita lakukan, kita selalu inget untuk berbuat baik dan enggak lari dari apa yang jadi acuan kita.

Enggak cuma buat diri sendiri, tapi saya juga pengin menularkannya ke orang lain. Tapi, jadi tantangan sendiri juga sih buat mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama, pas kebencian gampang banget disulut di mana-mana. Ini juga nih Guys, yang lagi diusahakan oleh Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP): mengenalkan pendidikan Pancasila dengan gaya yang kekinian dan dekat sama anak muda. UKP-PIP pengin kita bisa menyelami lagi nilai-nilai Pancasila di keseharian tanpa membuat kita merasa didoktrin. Sounds good, isn’t it? Menurut saya, media sosial bisa banget dimanfaatin di sini. Menyediakan konten-konten yang mencerminkan Pancasila dengan gaya yang asyik dan seru. Misalnya, kalau mau ngomong sila ketiga, bisa mainin konten dan share hashtag “Indonesia Kompak”. Bisa juga UKP-PIP menyediakan konten berupa komik, atau model lainnya yang cepet diterima kaum muda kayak kita gini.



Biar semakin seru lagi, UKP-PIP juga ngadain acara Festival Prestasi Indonesia yang diberi tema Pancasila Sumber Inspirasi Maju di JHCC tanggal 21-22 Agustus 2017 ini. Katanya sih, di acara ini bakal ada 72 ikon prestasi dari anak-anak bangsa di berbagai bidang. Kamu yang merasa perlu inspirasi untuk terus maju, wajib nih hadir di acara ini, ikuti setiap rangkaian acaranya, share di media sosialmu dengan mencantumkan hashtag #PancasilaInspirasiMaju. Kalau belum kenalan sama UKP-PIP, sok atuh kenalan dulu di akun media sosialnya:


Sampai ketemu di sana ya, Guys!

3 komentar:

  1. Ah... Festival ini menunjukkan keberagaman Indonesia dapat terjaga dengan tali kuat Pancasila. menyatukan semuanya dari Sabang sampai Merauke sehingga menjadi bangsa yang jaya

    BalasHapus
  2. Kalau aku paling ketakutan disuruh nyebutin butir-butir Pancasila, Teh. Banyaaaak banget! Untung boleh enggak runut.
    Yuk mengamalkan Pancasila!

    BalasHapus
  3. Menerapkan Pancasila sebagai acuan hidup sehari emang bukan perkara mudah tapi nggak salahnya dicoba.
    Acaranya keren banget nih.. Yuk Teh ketemu di sana hehe

    BalasHapus

Wanna say something?
The comment is yours