Rabu, 01 Juni 2022

Komik Digital: Cara Seru Baca Sejarah dan Budaya

Sejarah sangatlah penting bagi manusia. Jika kita mempelajari sejarah, maka kita akan memiliki wawasan mengenai perilaku manusia dan bagaimana cara mereka bersosialisasi dari waktu ke waktu. Saat aku masih bersekolah dulu, materi belajar sejarah hanya terbatas pada text saja. Untung saya suka membaca sehingga sejarah menjadi salah satu pelajaran yang saya sukai. Namun, tentu saja keterbatasan media belajar ini membuat mata pelajaran sejarah menjadi dibenci oleh mereka yang memiliki minat rendah untuk membaca. Setuju enggak?



Syukurlah dengan majunya perkembangan zaman, sejarah sekarang bisa dipelajari dengan banyak cara. Salah satunya adalah melalui komik digital. Minggu lalu, aku kebetulan nonton IG Live dari akun @merajut_indonesia dalam rangka Pandi lewat Program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN) yang membahas komik digital atau webtoon karya Esti Siwi yang latar belakang ceritanya adalah sejarah Indonesia dipandu oleh host Evi Sri Rezeki, penulis kece dari Bandung. Seru banget kan? Makanya aku tertarik nonton. 

Webview Webtoon Karya Esti Siwi

Esti Siwi sejak dahulu suka menggambar, saat memasuki jenjang universitas, dia memilih jurusan DKV di Telkom University dan sejak beberapa tahun ke belakang dia suka membuat webtoon. Webtoon Esti secara visual terinspirasi dari manhwa Korea (komik Korea), berbeda dengan manga Japan. Walaupun inspirasi visualnya berasal dari Korea, namun isi webtoon Esti yang berjudul Dedes memiliki cerita dengan latar belakang sejarah Indonesia. Dedes berasal dari nama Ken Dedes. Webtoon ini ditulis dengan sudut pandang Dedes karena Esti melihat bagaimana besarnya pengorbanan Ken Dedes di dalam sejarah.

Dalam membuat webtoon yang dibuat pada tahun 2020 ini, Esti melakukan riset literatur yang agak sulit karena sumber literasinya sangat terbatas apalagi jika dibandingkan dengan era Majapahit. Sementara riset lapangannya belum dilakukan karena terkendala pandemi pada saat itu.

Webtoon berlatar belakang sejarah ini ternyata lumayan populer, lho! Di websitenya sendiri, webtoon Dedes ini sudah dibaca sebanyak 9juta kali! Wow! Keren banget yaaa, ternyata kalau disajikan dengan menarik dan modern, sejarah ini bacaan yang mengasyikan, lho! Semoga di masa depan Esti lebih banyak membuat webtoon sejarah yaaa.

Cerita Tentang Merajut Indonesia

Apakah di sini ada yang pernah mengenal Merajut Indonesia? Saya kira, awalnya ini adalah nama dari akun yang rajin membuat hasta karya atau kerajinan tangan. Ternyata bukan! Merajut Indonesia adalah sebuah program yang dibentuk oleh Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) sebagai respons terhadap globalisasi dan modernisasi dengan tetap mempertahankan nilai-nilai budaya yang menjadi ciri masyarakat Indonesia. Salah satu program Merajut Indonesia adalah Digitalisasi Aksara Nusantara (selanjutnya disebut MIMDAN), yaitu upaya pelestarian dan pengembangan aksara supaya generasi berikutnya tetap bisa mengetahui aksara Nusantara di perangkat digital.

Kegiatan MIMDAN akan terus bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat digital semisal aplikasi web, aplikasi telepon cerdas (smartphone), basis data, pengarsipan digital, dan sebagainya. Ada pun kegiatan yang dirumuskan MIMDAN adalah pengumpulan referensi aksara Nusantara, pembuatan dan pengumpulan fonta (font), standardisasi aksara, pendaftaran aksara ke UNICODE, implementasi aksara dalam berbagai perangkat, pendaftaran ke ICANN, serta kegiatan lain sesuai perkembangan.

MIMDAN bekerja sama dengan banyak pihak seperti lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah, komunitas, media, dan pegiat aksara, untuk bersama-sama mengembangkan program ini. Ada banyak kegiatan yang telah kami lakukan sejak tahun 2020, mulai dari perlombaan pembuatan website menggunakan aksara nusantara, diskusi atau webinar, hingga selebrasi digitalisasi aksara di beberapa daerah. Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari UNESCO. Keren banget kan?

MIMDAN memandang bahwa media memiliki peranan yang sangat penting untuk mengabarkan keberadaan aksara di Nusantara. Karena itu, sejak 28 Januari 2021, MIMDAN menggelar Training dan Fellowship Jurnalis terkait jejak dan digitalisasi aksara Nusantara. Tujuannya antara lain untuk memperkaya pemahaman para jurnalis terhadap digitalisasi dan aksara-aksara di nusantara. Hasilnya terbilang menggembirakan, beberapa tulisan hasil fellowship tersebut dapat dibaca di laman ini.

Akhirnya, kami berharap kegiatan MIMDAN dapat memberi konstribusi bagi revitalisasi dan pengembangan kebudayaan Nusantara. Setidaknya ada dua hal yang menjadi tujuan kami. Pertama, aksara Nusantara dapat digunakan di berbagai perangkat digital. Ini untuk memudahkan masyarakat, terutama generasi muda, untuk mempelajari aksara Nusantara melalui metode kekinian. Kedua, ketersediaan basis data (database) aksara Nusantara sebagai rujukan bagi peneliti, akademisi, atau siapa pun yang ingin mendalami aksara Nusantara lebih jauh.

Nah, gimana, makin seru kan belajar sejarah. Jadi enggak ada alasan lagi buat enggak suka sama sejarah karena membacanya membosankan. Semoga kita semua makin semangat belajar sejarah, ya! Yeayyyyy!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wanna say something?
The comment is yours