Rabu, 17 Juni 2015

Tips Bekerja di Jakarta

Chill, artikel ini tidak akan sekadar berisi tips semata seperti tulisan ala "On the Spot" as usual, ini adalah pengalaman pribadi. Dan aku pikir karena banyak wisuda di universitas akhir-akhir ini, artikel ini akan sangat bermaanfaat untuk kebaikan temen-temen fresh graduate ke depannya. So, mari kita simak tips bekerja di Jakarta, ya!


Aku sudah sekitar empat bulan tinggal di Jakarta (start from March this 2015), and many things happened! Asli deh, banyak banget kejadian yang terjadi selama empat bulan tersebut dan hal-hal tersebut sangatlah precious buat hidupku. I have many things to share tapi sekarang, as stated on the title, aku mau share tentang tips bekerja di Jakarta.

Aku sebenarnya sudah sangat menginginkan pindah ke Jakarta sejak dua tahun ke belakang, namun belum berani dan belum mendapatkan izin. Salah satu hal yang membuat keberanian aku mundur-mundur adalah macet Jakarta yang aduhai sekali. Tapi, ketika beberapa orang temanku sudah mulai hijrah, ketika diamati ada yang stres ada yang enjoy. Dan yang enjoy ternyata memilih kosan yang dekat dari kantor. Bukan sekadar dekat, tapi bener-bener dekat! Cuma sekitar 10 menit dari kosan dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki. I am also doing the same. Kosan aku hanya berjarak sekitar 10-15 menit dari kantor. Dan gak usah mikirin yang namanya macet sama sekali. Rasanya bebas banget deh hahaha. Aku sih jujur orangnya enggak picky kalau masalah milih kosan, jadi pas ketemu yang gak terlalu mahal dan nyaman, langsung deh di book kosannya. Walaupun tiap hari harus berjuang dengan panasnya Jakarta karena gak ada AC di kosan. Dan sebagai cewe, usahakan pilih kosan yang khusus cewe dan punya penjaga, minimal ibu kost gak jauh dari kosan, karena lebih aman.

Kalau gak salah ini di deket St. Tebet (foto dari ANTARA)

Kalau enggak nemu kosan yang deket, cari kosan yang gak jauh dari stasiun kereta atau minimal enggak susah akses angkotnya ke kantor kamu. Kenapa kereta? Gini, misalkan kamu kerja di Kuningan, kosan di sana mahal dan konon katanya 'terlalu bebas', alternatif lainnya kamu bisa ngekos di daerah Cawang atau Tebet atau Depok sekalian, yang penting deket dengan stasiun kereta. Dari Depok ke Kuningan kalau kamu naik kereta, cuma membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit aja, lho! Jadi gak usah khawatir sama macet. Cuma masalahnya, kereta di rush hour rada kejam desak-desakannya. Tapi aku sih gak masalah, soalnya kereta ber-AC dan dari Depok ke Kuningan, kamu cuma perlu mengeluarkan uang Rp 2000 saja. Good deal, right?

Masalah makanan, mungkin ada beberapa yang dapat makan siang dari kantor, tapi gak sedikit yang harus ngeluarin duit banyak buat makan. Saranku, makan apa aja yang ada gak usah sok-sokan pengen makan di resto tiap hari, yang penting cari makanan yang sehat dan bersih juga murah. Warteg pinggir jalan pun gak apa, asal kamu cek dulu kebersihannya. Kecuali, kamu kaya aku yang punya masalah di pencernaan. Aku sih cari warteg gak yang di pinggir jalan besar, tapi yang di rumah-rumah. Lebih bersih.

Mengenai pilah-pilih kerjaan, nah di sini aku rada picky karena kerjaan gak cuma soal nyari duit tapi ini soal hidup juga. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat nyari kerja. Soal gaji, kalau kamu fresh graduate, gaji gak usah harus gede, yang penting bisa menutupi biaya hidup saat di Jakarta dan bisa nabung walau sedikit. Biaya hidup di Jakarta ini, kalau kamu hemat, gak lebih dari Rp 2.5juta (udah termasuk makan, ongkos naik kereta PP, ngekost sebulan dan jajan) dan nabung Rp 500rb sebulan jadi sekitar Rp 3juta kamu udah bisa hidup kok.  Gimana ngitungnya, Dew? Gini ngitungnya:

Kost: Rp 600rb
(kosanku sekarang cuma Rp 400rb, lho. Kita up dikit ya, soalnya kebanyakan harganya segini)

Makan: Rp 1,35 jt
(3x30hari sekali makan Rp 15rb. FYI aku sekali makan Rp 7rb-13 rb doang kok)

Transportasi: Rp 360rb
(Naik kereta 1 kali Rp 2rb, angkot 1 kali 4rb PP dikali 30 hari)

Jajan dan Nongkrong Cantik: Rp 200rb
(sebulan dua kali aja, sisanya istirahat atau pulang kampung)

Total Rp 2,51juta, sisanya di tabung kalau gaji kamu tiga juta. Gak berat, kan? Yang bikin berat ya gaya hidup kamu yang berlebihan gaes!

Itu kalau kamu fresh graduate, tapi kalau udah berpengalaman, silakan nego gaji! Biasanya gaji akan di naikkan sekitar 20% dari gaji lama kamu. Itu minimal, kalau kamu bisa ngasih lebih ya gak usah khawatir sama nego, silakan nego sesuka hati.

Concern aku berikutnya selain soal gaji adalah benefit yang didapatkan saat sudah bekerja. Aku jujur kalau gak dapet tunjangan kesehatan gak mau kerja ditempat tersebut. Masalahnya adalah karena kita jauh dari keluarga dan kalau ada apa-apa kita harus melakukannya sendiri, termasuk saat sakit! Karena itu, tunjangan kesehatan itu utama dan pertama! Tunjangan kesehatan bisa berupa BPJS, namun itu bisa kamu bayar dan apply sendiri. Kalau bisa kerjalah di kantor yang memberikan tunjangan kesehatan memadai minimal 10% dari nilai gaji perbulan atau satu tahun gaji. Aku baru alergi, dan pengobatannya menghabiskan biaya sekitar Rp 700rb. Untungnya semua diganti sama kantor jadi uang gaji yang tidak seberapa ini terselamatkan! Selain tunjangan kesehatan, kalau bisa cari kantor yang memberikan banyak tunjangan. Namun, tunjangan kesehatan itu yang utama dan pertama banget!

Setelah gaji dan tunjangan, jangan lupa tanya saat mau menerima kerja, "Saya dapat makan siang enggak?" kalau gak dapet, mending pikir dua kali. Karena kalau kamu dapet, biaya makan yang aku sebutkan tadi bisa berkurang 30%nya lho! Di kantorku, kami dapat sarapan dan makan siang, kalau lembur ada makan malam. HAHAHA. Enak, kan? Sekarang udah mulai banyak kok kantor yang memberikan makan siang dan sarapan. Kalau untuk sarapan biasanya akan diberikan kalau kamu datang tepat waktu! Kamu gak perlu khawatir mikirin perut dan bisa hemat banget kalau dapet kerjaan di tempat yang kaya gini. Enak, lho!

Kalau kamu dapet fasilitas makan dan benefit kesehatan kaya di atas dan gaji kamu pas banget di Rp 3juta, saranku ambillah! Kenapa? Karena kalau dihitung dengan jari, gaji kamu mendekati Rp 4juta.

Gaji Rp 3jt+biaya kesehatan Rp 300rb(10% gaji)+biaya makan siang Rp 330rb(22 hari kerja)=Rp 3.630juta (hitungan kasar)

Tapi tetap sih, saran dari hati yang terdalam, aku mau bilang CARILAH PEKERJAAN YANG GAJINYA GEDE. Cuma kalau udah mepet, ya silakan gak usah banyak gaya, ikuti tips di atas. Haha.

I still have many things to share, tapi sementara ini aja dulu dan monggo ditunggu part ke duanya. Dan selamat mencari kerja di Jakarta!

Love,
M~

18 komentar:

  1. Lihat list pengeluarannya jadi kepikiran di Jogja. Jauh lebih murah :-D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, UMR Jogja dengan Jakarta juga jauh Mas. Saya kalau kerja di Jogja cuma ditawari gaji 40% dari sekarang saya di Jakarta :)

      Hapus
    2. Dewi..nama saya adi.saya mau minta tolong kepada dewi untuk dimasukkan keperusajaan yang dewi kenal,saya sudah lama menganggur...3bulan saya di jakarta namun blom mendapat pekerjaan. Skil yang saya miliki adalah bahasa inggris dan komputer.apabila dewi sudi membantu saya, nanti saya akan beri komisi untuk dewi yang sudah mau menolong saya. Terimakasih sebelumnya.wassalam

      Hapus
  2. Btw
    ... mbk dewi dijakarta kerja dimana? Jadi apa?? Untuk pegawai baru 3jt itu gak mahal ya?? Eh kepo..hehehh

    Gapapa donk mbk... penasaran.. sekalian sharing...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk fresh graduate sih aku sarankan enggak kurang dari segitu, terutama untuk mereka yang ngekost :)

      Hapus
  3. Wow, hidup di jakarta dengan 3juta sebulan kayaknya imposibble banget loh. Tapi kalo bener bener bisa nahan godaan sih mungkin aja bisa, tapi berrrrrrrrrrat! :D

    BalasHapus
  4. paketan internet belum masuk kak :)

    BalasHapus
  5. wah sarannya benerbener detail sama kalkulasi harganya juga , terimakasih bisa dijadikan pengalaman yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, intinya sih kalau hemat bisa aja. Cuma ya kalo mau ke Jakarta dan menerima gaji sebaiknya dihitung baik-baik aja :)

      Hapus
  6. Ciye yang jadi anak jekardah!

    Tips lain untuk menghindari kemacetan ibu kota (selain yang di atas), kalau mampu beli motor, lebih baik daripada harus ngangkot.


    mampir dong teh ke http://lantai-dansa.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kalau bisa jalan aja udah wkwkw

      Udah mampir cuma pas mau komen koneksi butut hahah

      Hapus
  7. Nice article. Emang kerja di Jakarta itu susah-susah gampang: "susah" karena ini adalah ibu kota Indonesia, jadi banyak pencari kerja yang berjuang mati-matian demi dapetin kerja di Jakarta; "gampang" karena bagi yang udah tahu trik-triknya, bisa melejitkan karir di kota ini.

    Gua sendiri pengguna commuter line yang sangat terbantu dengan tarif murah mereka saat ini hehe. Jadi ke kantor bisa perkirain waktu, karena udah terjadwal keretanya (meski ga selalu tepat waktu sih, at least mendekati).

    Untuk fresh graduate, emang perbanyak pengalaman dulu, kalo kita udah punya "nilai jual", insya allah dengan sendirinya kesejahteraan akan datang, artinya pemasukan kita lebih banyak. Taklukkan Jakarta dengan kemampuan yang kita miliki! :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasi udah mampir ya :)
      Iya enak banget naik KRL ehehe :)

      Hapus
  8. dulu kost an dg tempat kerja deket banget, cuma beda 3 rumah :)

    BalasHapus
  9. dulu waktu kerja di jkt ga pernah brsisa uang gaji :(

    BalasHapus
  10. enaknya dijakarta, gaji di atas 3 juta dan biaya hidup juga besar, agak ketutup, saya akunting di bandung, gaji ga seberapa tapi biaya hidup mahaaaal bgt, gak setara dengan kota2 besar lain di indonesia. dan lulusan S1 sama SMA ga ada bedanya bahkan kadang sama sekali ga dihargain :')

    BalasHapus

Wanna say something?
The comment is yours