Selasa, 20 Desember 2011

Mari Membaca Puisi dan Tips Pembacaan

Saya akui, udah ga baca sajak sejak kapan tau…hmm… 4 tahun yang lalu, itu juga baca sajaknya karena ada ujian mata kuliah Foundation of Literature, yang seingat saya Bu Kim (nama dosen yang baik banget, yang udah pensiun) bilang “You read it good, perfectly.” Hehehe *Bangga* *Wajib Bangga*.

The Sick Rose



BY WILLIAM BLAKE





O Rose, thou art sick!

The invisible worm

That flies in the night,

In the howling storm,

Has found out thy bed

Of crimson joy:

And his dark secret love

Does thy life destroy.



Kesalahan pada pembacaan puisi ini oleh beberapa kawan adalah karena ada storm dibaca keras seakan-akan marah. Padahal. ini puisi tentang kesedihan seorang wanita yang kegadisannya direnggut (pemahaman saya sih begitu).


Kemarin iseng sih Uda Esha Tegar Putra kirim voicenote yang membaca sajak… KEREN!!!

Nah sesudah dibacakan puisi oleh Uda, walaupun via voicenote, dia bilang “Bacakan untukku puisi, Kangen-Rendra.” Yah sudah, dengan hati ketar-ketir gara-gara minder (Dia bagus banget bacanya soalnya!) saya bacakan puisinya walau yah, walau Laahaula.

Baca Puisi itu gak gampang loh friends, sepeti yang saya kutip dari beberapa sumber bahwa banyak cara dan alasan kenapa kita membaca puisi, salah satunya adalah karena kesenangan, atau kepuasan diri :)

Well, saya akan rangkum beberapa panduan pembacaan puisi.

1. Lihat judulnya dan pikirkan kira-kira itu tentang apa.

2. BACA PUISINYA... Coba rasakan bagaimana puisi ini akan terdengar di telinga orang lain.

3. Mulai dengan apa yang anda tahu. Beberapa puisi akan sulit dipahami loh, rasanya dan bagaimana dia terdengar akan sangat sulit dimengerti. Saran saya, garis bawahi apa yang anda mengerti dengan highlighter atau marker, sesudah itu pakai warna yang berbeda dan garis bawahi juga apa yang tidak anda pahami.

4. Lalu cek pemahaman anda tentang puisi itu. Bisa berupa, kesan pembacaan, apa yang anda ingat dan apa yang anda pahami tentang puisi tersebut.

5. Selanjutnya (menarik ini, analysis puisi here we come :) ) LIHAT POLA! Perhatikan pengulangan (repetisi) bahasa, citra, suara, warna, atau pengaturan. Tanyakan pada diri, apa yang penyair coba katakan melalui puisi tersebut. :)

6. Carilah perubahan nada, fokus, narator, struktur, suara, pola. Tanyakan: "Apa yang telah berubah? Hal ini mengubah apa di dalam puisi ini?"

7. Mengidentifikasi narator. Tanyakan: Siapa yang berbicara dalam puisi itu? Apa yang kau tahu tentang sang Narator?

8. Periksa lagi pemahaman anda. Ulangi pembacaan puisi (jika bisa, baca dengan keras) dari dari awal hingga akhir, lantas menggarisbawahi (lagi) bagian yang anda belum mengerti. Lantas coba jelaskan puisi itu pada diri sendiri atau orang lain.

9. Temukan saat-saat penting dalam puisi. Saat penting sekecil apapun yang ada dalam deretan syair. Seringkali beberapa kata seperti dalam sebuah puisi untuk puisi mengarahkan pembaca dalam arah baru. Perhatikan juga pemotongan stanza dalam puisi.

10. Pertimbangkan bentuk dan fungsi. Sekarang adalah saat yang tepat untuk melihat lebih kritis pilihan penyair. Apakah penyair menggunakan bentuk spesifik, seperti soneta? Bagaimana bentuk khusus --- misalnya, sebuah soneta memungkinkan mereka untuk mengekspresikan puisi? Apakah beberapa penggunaan majas bahasa digunakan oleh penyair? Contohnya meliputi: enjambment,
assonance, aliterasi, simbol, metafora, atau sindiran. Contoh lain mungkin termasuk penggunaan  kapitalisasi yang tidak biasa, tanda baca (atau tanda baca yang dihilangkan), atau tipografi. Tanyakan. "Bagaimana penyair menggunakan tanda baca dalam puisi itu?"

11. Periksa untuk pemahaman yang lebih jauh. Baca puisi itu lagi keras jika memungkinkan. Kembali ke judul dan tanyalah dirimu tentang apa dan bagaimana puisi itu terkait dengan judul.

Tetap yang ditekankan dari tips di atas adalah pemahaman kita akan sebuah karya. Jadi bukan asal baca flat semua. Enggak kan? Hehehe

Sekian tips saya, saya juga masih belajar, kalau ada yang ditanyakan, sila kirim e-mail ke mahadewishaleh@gmail.com.


Rendra

Kangen


Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku


menghadapi kemerdekaan tanpa cinta


kau tak akan mengerti segala lukaku


kerna luka telah sembunyikan pisaunya.


Membayangkan wajahmu adalah siksa.


Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan.


Engkau telah menjadi racun bagi darahku.


Apabila aku dalam kangen dan sepi


itulah berarti


aku tungku tanpa api








Klik disini buat mendengarkan saya bersajak pendek.

Kalau ada yang mau request pembacaan sajak oleh saya, boleh banget… Itung-itung latihan :))

See you when I write again xoxo

D

1 komentar:

Wanna say something?
The comment is yours