Sabtu, 18 Januari 2014

Males Mikir? Otaknya Sumbangin Gih!

Source

Please end your reading here, this post will be goddamn sarcastic! Tapi kalau kepo, monggo lanjutin. Ini pencerahan buat mereka yang males mikir.

Pernah melihat orang yang menyamaratakan atau menggeneralisasi karena suatu sebab kecil tanpa riset mendalam? Kebetulan akhir-akhir ini saya sering melihat orang macam itu dan buat saya, ngana males mikir. Saya tidak menyalahkan perilaku seseorang untuk melakukan generalisasi, JIKA dilakukan dengan riset mendalam dan melakukan pengambilan kesimpulan yang didasari oleh berbagai (berbagai di sini artinya TANPA MENGABAIKAN APAPUN) tanda yang ditemukan.

Kelakuan orang generalize ya gini, gimanapun bakalan sama.
Mau jadi orang macam gini? Source



Kenapa saya semurka ini? Tsahelah. Karena saya mulai terganggu, jika kamu tidak terganggu mungkin ada yang salah dengan dirimu. Ah, I am sorry to hear that. Generalisasi tanpa riset mendalam dan dilakukan dari penyimpulan hal kecil itu omong kosong dan semata-mata sebuah prejudice dan tentunya ini adalah sebuah diskriminasi.

Jika anda belum terganggu dengan hal ini, mari saya berikan satu contoh kecil. Tau, cabe-cabean? In a simple manner, cabe-cabean ini adalah bocah kecil, muda, underage, dan merupakan penjaja seksual. Believe it or not, ini artinya adalah ini (kemudian ini membingungkan karena ini, oke skip lanjut). Ciri-ciri cabe-cabean, karena generalisasi yang doyan dilakukan oleh ngana-ngana sekalian, adalah: celana pendek, naik motor malem-malem bonceng tiga. ITU DOANG. Nah, suatu hari, kamu pergi ke mini market, lagi maen bareng temen, pake celana pendek (kebetulan celana panjang kamu kotor, basah, masih dicuci jadi gak bisa dipake), dan naik motor bonceng tiga (karena pada saat itu mobil kebetulan lagi rusak) lalu di jalan ada yang meneriaki kamu cabe-cabean (dan ini sering terjadi walau dalam hati), padahal kamu adalah anak baik-baik. Terima gak dikatain cabe-cabean karena hal ini? Kalau saya sih kagak, dan jika ada yang ngatain cabe-cabean karena hal itu SAJA saya sih bakal teriak keras, "Are you FUCKING SHITTING me?"

Mamam nih generalisasinya!
Source


Nah, contoh yang paling sering terjadi di masyarakat, bukan paling sering sih, tapi DARI DULU UDAH GINI, itu komentar yang datang dari kesukuan. Misal, "Ah gue gak mau temenan sama dia. Dia orang batak tukang ngambek-ngambek." Excuse moi?! Gak semua orang batak juga tukang ngambek kali! Mereka bisa jadi mempunyai suara yang kenceng tapi gak semua jadi tukang ngambek juga! Contoh kedua, "Dia item, jelek." ah I was like OH WOW. Terus lo karena putih jadi cakep gitu? Kagak!

Tempo hari, ini kejadian lucu (ada orang yang kebetulan males mikir kayanya). Sempet tahu gak kasus traveler yang ide travelingnya katanya "dibajak" salah satu digital agency sampe dia bikin blogpost segala? Nah, gara-gara itu, ada orang yang dengan berbahagia mikir kalau digital agency itu jelek. Di otak saya, "Males banget mikir, generalisasi kek begitu gak pake pikir panjang. Mending otak ngana disumbangkan aja ke yang membutuhkan deh." Saking annoyingnya society saat ini, hal-hal kecil kaya gitupun bisa digeneralisasi. Bingung!

Kebanyakan disapuin jadi gak ada isinya :(
Source


Padahal, jujur, saya lebih suka sama orang yang details oriented. Dia memberikan perhatian lebih pada banyak detail, lalu mendeduksi dan menjadikannya kesimpulan. Itu bener-bener mikir dan butuh kerja keras! Dan saya menghargai itu.

Kalau cuma ngambil kesimpulan tanpa mau TAHU proses yang jelas, kadang, percaya gak percaya, hal ini bakalan membuat kamu menjadi seorang copycat, plagiarist. Dan sampe kapanpun kamu gak akan bisa jadi diri sendiri. Karena apa yang kamu pelajari dari orang lain cuma sebatas permukaan. Kamu gak tau detailnya kaya gimana.

Mau jadi orang kaya gini? Saya sih ogah. Saya bukan orang yang details oriented banget, tapi ketika dibutuhkan saya bisa menjadi details oriented. Saya menolak untuk menjadi orang males mikir. Seseorang, buat saya, berhak dinilai dan diperlakukan sebagaimana mestinya dengan melihat setiap details (baik terlihat secara implisit ataupun explisit).

Are you with me?

Semoga iya, dan semoga kita dijauhkan dari orang-orang males mikir.


Thanks for reading


D

2 komentar:

  1. Kadang aku jadi orang yang malas mikir loh mba,,
    Tapi, kadang aku menjadi sangat detail banget,,, bahkan mungkin hal yang nggak penting pun bisa aku detailkan,, hadeuhhh,,,,,

    Tapi, nggak mau juga tuh otakku yang tidak seberapa ini aku sumbanginnn,,,hahaha

    BalasHapus

Wanna say something?
The comment is yours