Jumat, 30 Desember 2011

Pendidikan dengan Nilai Sunda, Ketika Aku Menjadi Anggota DPD Indonesia dari Jawa Barat

Sulit memikirkan apa yang harus dibagi dengan anggota DPD RI dan masyarakat. Melihat dari sudut pandang berbeda, titik yang tidak terlihat oleh orang lain.

Pikiran melayang pada headline surat kabar yang mengatakan bahwa pendidikan di Jawa Barat gagal. Pendidikan Jawa Barat report-nya merah! Kok bisa? Disaat mall-mall baru hadir, ditambah Sekolah Internasional yang sekarang menjamur di beberapa kota besar Jawa Barat. Ditambah Koalisi Pendidikan Kota Bandung (KPKB) berkesimpulan pendidikan di Kota Bandung telah gagal menjalankan kewajibannya. Semua indikator penilaian pendidikan dinilai bernilai negatif. Dan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Jawa Barat lebih rendah dari angka partisipasi nasional!

Kegagalan pendidikan=kegagalan perabadan! Pendidikan berpengaruh pada semua segi. UNESCO melihat pendidikan sebagai  kunci membangun dan memperbaiki bangsa.

Jawa Barat,  daerah dengan nilai kebudayaan dan peradaban yang tinggi(termasuk faslafah pendidikan). Tapi Falsafah itu tidak tercapai jika dibandingkan dengan  kenyataan. Bukan masalah Depdiknas saja tapi Jawa Barat, masalah DPD RI dari Jawa Barat.

Sebagai anggota DPD RI akan saya suarakan "REFORMASI PENDIDIKAN JAWA BARAT! SELAMATKAN NILAI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAWA BARAT!" Bukan hanya suara keluar, tapi jalan keluar. Lihat nilai-nilai pendidikan Sunda dan Indonesia yang  terlupakan, melemah. Mengapa menggabungkan nilai pendidikan nasional dan sunda? 1.Proses perbaikan pendidikan harus memerhatikan nilai-nilai lokal, 2. Agar  pendidikan dan kebudayaan bersatu, memperkokoh Jawa Barat!

Ki Hajar Dewantara mewariskan nilai pendidikan nasional yang sangat penting: di depan memberikan teladan, di tengah membangkitkan semangat, di belakang memberikan dukungan. Pendidikan diciptakan oleh orang baik yang menjadi panutan, mampu menggugah semangat dan memberikan dorongan moral dari belakang agar orang - orang disekitarnya dapat merasa situasi yang baik dan bersahabat. Sehingga kita dapat menjadi manusia yang bermanfaat di masyarakat. Dan dimaksud di sini adalah guru. Siapapun bisa menjadi guru, termasuk anggota DPD sekalian yang terhormat.

Dan menjadi guru yang baik, akan menghasilkan murid yang baik pula. Nilai Sunda melihat bahwa seorang manusia harus mencari pendidikan setinggi-tingginya, pengkuh agamana, luhung elmuna, jembar budayana agar terbentuk masyarakat yang Cageur, Bageur, Bener, Pinter, Singer. Akan saya jelaskan tentang konsep Cageur, Bageur, Bener, Pinter, Singer di bawah ini dalam bentuk realisasi.

Cageur artinya sehat (jiwa dan raga). Menciptakan proses pendidikan yang menyehatkan jasmani dan rohani.

Bageur artinya baik. Hal ini menyangkut tata krama yang mesti diajarkan bukan hanya di sekolah, tapi juga di rumahSunda mengenal tiga jenis perilaku:kepada sesepuh, seumuran dan lebih muda. Setelah bageur ada kata pinter dan singer. Pinter/pintar adalah kognitif. Bagaimana membentuk SDM yang cerdas, cerdas dalam knowledge.

Setelah menguasai cageur, bageur dan pinter.  Singer( mawas diri, terampil) adalah pelengkapnya. Konsep-konsep sebelum singer hanyalah konsep jika tidak disertai aplikasi di kenyataan. Singer menekankan pada praktek setelah pemahaman yang ada.

Maka setelah pemaparan di atas diharapkan partisipasi orang Jawa Barat (Sunda) di Indonesia akan meningkat setelah menerapkan konsep filosofi pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara  dan nilai Sunda. Dan pada akhirnya prestasi orang sunda di berbagai aspek kehidupan di tanah kelahirannya akan naik. Terlebih akan naiknya kontribusi Orang Sunda di NKRI.

Itu yang saya lakukan jika menjadi anggota DPD Indonesia dari Jawa Barat. Pendidikan berbasis Nilai Sunda, nilai yang saya pahami dan cintai semenjak kecil.



Posted from WordPress for Android

29 komentar:

  1. Lukman Firmansyah Saleh31 Desember 2011 pukul 00.05

    It's a good article.
    Yang tinggal dilakukan ya hanya realisasi aja sih.

    I know you're a good writer! :)

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  3. Tahukah Anda? Saya tidak melihat menjamurnya mal-mal serta sekolah-sekolah internasional sebagai sesuatu yang baik! Sungguh! Sungguh bukan sesuatu yang baik.

    Gedung-gedung tinggi (selain mal) simbol kapitalis. Sarang bagi mereka yang memikirkan keuntungan pribadi tanpa memikirkan orang lain. Saat ini, Bandung khususnya, menjadi lebih individualistis, mungkin pengaruh perkembangan djaman juga. Bandung tidak lagi seadem dulu, tidak terlalu berbeda dengan Jakarta, bahkan di saat akhir pekan, macet di mana-mana. Banjir ketika hujan. Sampah di mana-mana, dsb.

    Sedangkan sekolah internasional adalah bentuk lain dari terjajahnya kemandirian pendidikan Indonesia. Cuma di masa sekarang, orang tua mengajarkan Bahasa Inggris kepada anaknya saat usia yang terlalu dini, padahal bahasa ibu mereka sendiri pun (Indonesia) belum bisa. Ketika bahasa Indonesia saja jadi bahasa kedua, lalu bagaimana nasib dengan kekayaan budaya kita melalui bahasa-bahasa etnik kita?

    Pesan saya, jika mimpi Anda terealisasi, terus junjung tinggi kearifan lokal, karena pada akhirnya, hanya nilai-nilai luhur dari kearifan lokal saja yang bisa tetap mempertahankan kita.

    BalasHapus
  4. Zdart Zain
    MOGA IMPIAN DAN CITA-CITA LUHUR TERKABUL NANTINYA... AMIN. PEMERHATI MASALAH PENDIDIKAN JG SALUT YA... EMANG FAKTANYA SKRG PENDIDIKAN DI INDONESIA RUWET DAN AMBURADUL KARNA TDK DIMANAGEJ DGN BAIK OLEH PENGAMBIL KEBIJKAN DLM HAL INI PEMERIN...TAH DAN ELEMEN-ELEMEN YG NANGANIN MASALAH PENDIDIKAN... BOLEH DIBILANG SAAT INI PEMERINTAH GAGAL MEMBUAT RAKYATX MEMPEROLEH HAKNYA DLM BDG PENDIDIKAN... PEMERINTAH SEHARUSNYA ADA POLITICAL WILL MEMAJUKAN DAN MENGANGKAT NILAI2 YG ADA DLM HAL PENDIDIKAN MUATAN LOKAL YG MASING2 DAERAH PUNYAI...DENGAN PENDIDIKAN ITU SENDIRI BISA MENCETAK MANUSIA CERDAS,UNGGUL,TANGGUH,MANDIRI DAN BERKARAKTER...SAMPAI SKRG MASIH TANDA TANYA AKAN KEMANA POTRET WAJAH PENDIDIKAN INDONESIA... AKANKAH NANTINYA STLAH JADI ANGGOTA DPD PERWAKILAN JAWA BARAT "Mahadewi S. Shaleh Chandradiredja" SEBAGAI PENDOMBRAKNYA... BERMIMPILAH KAWAN KRNA SEMUA DIAWALI DNG MIMPI DGN TEKAD USAHA YG GIGIH... SEIRING BRPROSESNYA RUANG DAN WAKTU TAMPA TERSADAR IMPIAN DAN CITA2MU AKAN BERGERAK MEMGHAMPIRIMU...

    BalasHapus
  5. alhamdulillah... masih keneh aya geuning nu reueus kana Sunda. simkuring sapuk kana anjeunna. da sunda eta nyalira sanes arti kabudayaan wae, tapi sunda teh
    ajaran. ku kituna nilai-nilai nu aya dina sunda lamun di larapkeun kana pendidikan eta leuwih ngeuna jang masyarakat Jawabarat. Hurip Sunda.!!! Urang sunda Hudang euy..! CAG.

    BalasHapus
  6. Wowww Lovely... Thankssss a Lot Baby :*

    BalasHapus
  7. Oke Min... udah dicek ulang. Terima Kasih. FYI... aslinya ini tulisan 1.500 kata..tp harus saya 'kebiri' jadi 500 kata saja...

    BalasHapus
  8. Selalu Ndre. Karena itu sampai sekarang saya terus belajar tentang budaya dan ajaran Sunda. Doakan.

    BalasHapus
  9. Hatur nuhun nu kasuhun...Leres Neng seeur keneh anu reeus kana Sunda. Ngan ku kituna ngan sakedik anu wantun ngaluarkeunnana.

    BalasHapus
  10. Bagus, dew. Tinggal teknis ejaan dikit-dikit :)

    BalasHapus
  11. Pendidikan keur balarea, ulah sok dibeda-beda.
    Urang hapus anggapan sepuh Sunda kapungkur anu nganggap isteri mah teu kedah sakola luhur-luhur da ceunah ahirna bakal lumpat ka dapur.

    BalasHapus
  12. Hurip urng Sunda! Buktikeun yen urang sunda ge mibanda budaya nu luhung, nilai-nilai nu aya lin ngan ukur sawates jargon/slogan.. tapi eta teh pirang nu nyata,

    Salam ti Garut, hahha

    BalasHapus
  13. siap cheee syuudah diperbaikiiii nuhuunnn

    BalasHapus
  14. Tah etaaaaaa! Hapuskan oposisi biner!

    BalasHapus
  15. mari kita reformasi pendidikan mulai dari sekolah terkecil,,,, keluarga :)

    BalasHapus
  16. Sth Fauzia Faqih II2 Januari 2012 pukul 11.47

    Kereeen Dindaa...tulisan dengan pemikiran-pemikiran yang cemerlang. siiip setuju..Pendidikan yang bernilai Filosopi Sunda: cageur-Bageur-Pinter. Semoga benar-benar menjadi Anggota DPD perwakilan Jawa Barat. Aamiiin..

    *Teruslah menulis..^^

    BalasHapus
  17. 1.Proses perbaikan pendidikan harus memerhatikan nilai-nilai lokal, 2. Agar pendidikan dan kebudayaan bersatu, memperkokoh Jawa Barat!<---mantap sebagai senator Provinsi Jawa Barat yang memahami daerahnya pasti akan menggali nilai-nilai budaya lokal sebagai kekuatan budaya nasional...

    BalasHapus
  18. The Great Sunda is still alive yahhh! Salam ti Bandung!!!

    BalasHapus
  19. Awesome, great article! Semakin terpacu untuk mempelajari basa sunda :)

    BalasHapus
  20. Oke Bang, aku tunggu Abang berkeluarga. Biar nanti saya jadikan subjek penelitian. Boleh?

    BalasHapus
  21. Singer na kakantun..hihihi...hatur nuhun :*

    BalasHapus
  22. Yuk geura guligah diajar basa sunda :)

    BalasHapus
  23. Great writing! :D
    But I don't see something bad in international school.. Well, we're facing globalization so that may be the international schools are only the impact of it.

    Lanjutkan dew! °\(^▿^)/°

    BalasHapus
  24. Emang ga jelek sha, masalahnya satu... Ditengah banyaknya international school itu, pendidikan Jawa Barat malah *melempem*

    Mari lanjutkan :)

    BalasHapus
  25. nah itu tanggung jawab kita buat mempertahankan nilai budaya seperti kata andreas :D

    BalasHapus
  26. hahaha... jangan lah kalo jadi objek penelitian :)

    BalasHapus
  27. Ayolah, bermurah hatilah hahaha...

    BalasHapus

Wanna say something?
The comment is yours